Jangan pernah merasa sudah menjadi yang terbaik, tetapi berusahalah untuk menjadi yang terbaik. Ungkapan ini disampaikan oleh Kepala Sekolah SMP Negeri 1 Negara dalam acara tatap muka atau simakrama yang bertujuan untuk menemukan jalan keluar atas saran dan kritik siswa melalui media kotak saran secara terbuka, baik dari siswa maupun guru. Acara ini bertempat di halaman sekolah SMP Negeri 1 Negara pada hari Jumat, 9 Maret 2018.
Kegiatan simakrama ini merupakan gagasan dari Kepala SMP Negeri 1 Negara karena melihat antusias siswa mengirim surat di kotak saran. Ini merupakan acara diskusi secara terbuka untuk kali pertama, di mana seluruh siswa bebas menyampaikan keluhan yang selama ini dirasakan. Karena, dengan adanya komunikasi antara siswa dan guru akan terciptanya kedamaian sekaligus menjadi ajang untuk mendidik siswa bagaimana caranya berbicara tanpa meninggalkan etika berbicara yang sopan dan santun. Acara ini mendapat sambutan yang baik dari siswa, terbukti dengan adanya salah satu siswa yang menyampaikan aspirasinya yang sangat berguna untuk kemajuan Spentura ke depannya.
“Saya selaku kepala sekolah merasa sangat senang jika anak-anak dapat mengemukakan pendapatnya di kotak saran sehingga sekolah bisa mengetahui apa saja unek-unek dari siswa. Sekolah sebagai rumah dan taman bagi siswa menyalurkan aspirasinya berusaha sebaik mungkin untuk membina karakter siswa. Kegiatan ini nantinya akan dilaksanakan setiap satu bulan sekali pada minggu pertama atau minggu kedua” ungkap I Made Riantori M.Pd.
Selesai simakrama dilanjutkan dengan kegiatan imunisasi penyakit radang otak yang dikenal dengan nama Japanese Encphalitis (JE) kepada seluruh siswa Spentura. Kegiatan ini bekerja sama dengan pemerintah pusat melalui Puskesmas 1 Jembrana. Yang menjadi sasaran imunisasi adalah siswa berumur maksimal 15 tahun dan memenuhi syarat, yaitu yang tidak memiliki penyakit turunan seperti jantung, penyakit kuning, epilepsi, dan tidak dalam kondisi sakit ketika imunisasi berlangsung.
Menurut salah satu petugas Puskesmas 1 Jembarana, Ni Ketut Sri Diantari Hartarini, anak usia 15 tahun ke atas tidak diperkenankan ikut kegiatan ini karena dianggap sudah memiliki imunitas yang bagus. Pelaksanaanya secara berkala yaitu setahun sekali. Pada tahun 2018 baru dilaksanakan satu kali dan untuk tahun depan belum ada kepastian. “Harapan ke depannya supaya program ini dapat dilaksanakan secara rutin sesuai dengan jadwal agar Bangsa Indonesia terbebas dari penyakit JE, khususnya di daerah Jembrana” imbuhnya.